WASIAT UNTUK BERSIFAT
PEMBERANI
Wahai kawula muda ! sifat berani untuk menghadapi kenyataan hidup, harus tertancap dalam jiwa setiap generasi muda, karena ia merupakan sumber kekuatan motivasi agar manusia menjadi makhluk yang berdaya guna dan berhasil guna, sukses dalam segala aspek hidupnya tanpa merasa lelah dan pantang mundur walapn setapak, jika yang dikejarnya belum didapat dan belum menjadi kenyataan.
Dengan sifat itu, kawula muda akan dapat memecahkan segala persoalan dan problema, dapat menerobos dinding-dinding kesulitan dan dapat membuka lebar-lebar tirai kemelut yang menutupinya.
Ada dua macam keberanian. Pertama yang bersfat fisik dan keberanian mental.
Yang pertama digunakan oleh seseorang untuk mempertahakan diri dan tanah airnya dari serangan musuh yang berniat jahat, menumpas segala bentuk kedholiman demi ketentraman dan kejayaan bangsa, sehingga titik darah penghabisan atau Allah memberi pertolongan. Hidup atau mati, kalah dan menang baginya tak jadi soal. Jika menang berarti ia telah dapat menyandang baju kebesaran yang terbuat dari kain sutra yang halus dan empuk kepada ibu pertiwi tempat ia dilahirkan, dan menghiasinya dengan permadani yang permai.
Bila gagal dan mati, ia berhak disebut pahlawan, dan akan menerima pahala syuhada’ jika amal baktinya tulus dan ikhlas.
Tetapi berani dalam perngertian yang kedua adalah sifat yang dipergunakan seseorang yang menginsafkan orang-orang jahat dari kejahatannya, dan menyadarkan orang-orang dholim dari perbuatan kelalimannya, atau menuntun orang yang kesasar dari kesesatannya, dan memberikan bimbingan dan nasihat, mengajak dan menganjurkan masyarakat bangsanya kejalan yang lurus dan benar sehingga mereka kembali ke dalam pangkuan Tuhan mereka dengan ridho-Nya.
Bila kedua sifat tersebut sudah luntur dari jiwa masnusia, maka yang lalim akan bertambah jahat, yang jahat akan semakin sesat, dan yang sesat menjadi lebih leluasa bersimaharajalela. Semuanya akan berpijak diatas rel-rel yang bengkok yang hanya saja akan mengahantarkan mereka kedalam kehancuran yang mencekam.
Jika kedua sifat ini semakin luntur dari jiwa suatu bangsa maka negaranya akan pecah berkeping-keping menjadi puing-puing yang berantakan. Disudut sana terdengar pekikan dan jeritan tragis dari orang-orang yang meminta uluran tangan tapi tak seorangpun yang mau memberi pertolongan.
Disudut lain nampak petualang dan pecandu kemaksiatan bergerombol dengan tak sekilas pun mereka malu atau takut karena tidak satupun yang tampil untuk memberikan teguran.
Di ujung sana terjadi malapetaka yang dahsyat dimana manusia telah memperbudak manusia lain dengan sewenang-wenang. Dan di ujung sini timbul bermacam huru-hara yang berakibat kehancuran kebudayaan suatu bangsa, menginjak-injak kemerdekaan serta hak asasinya sehingga sebutan bangsa yang merdeka hanyalah tinggal nama yang diucapkan belaka.
Inilah akibatnya bila suatu bangsa bila generasinya sudah kehilangan sifat keberaniannya, baik secara fisik maupun mental.
Andaikata mereka mempertahankan, menolak dengan membabi buta, mereka akan mengalami nasib yang sama seperti nasib yang diperoleh si pengecut itu. sebab penampilan mereka yang serta merta tanpa pikir dan tidak dengan persiapan yang matang untuk melawan musuh, maka mereka akan mati konyol dan sia-sia.
Ada yang usul demikian : “Bagaimana kalao kedua sifat itu kita laksanakan secara bersama-sama ? Manakah yang paling baik untuk didahulukan ?”
Jawabnya : “Tidak kebaikan apapun yang akan kita terima dari sifat pengecut, walaupun kadang-kadang dari sifat membabi buta itu kita dapat menghasilkan sesuatu.”
Maka untuk menyelamatkan bangsa ini darai malapetaka yang hebat, maka hendaknya mereka dididik dengan berjiwa “berani”, karena berani merupakan benteng paling kokoh dan pertahanan paling ampuh.
Wahai kawula muda ! jadikanlah sifat berani itu sebagai watakmu. Berpegang teguhlah dengan talinya. Jangan biarkan sifat pengecut dan membabi buta itu menyusup didalam hatimu. Pengecut adalah sebagian dari kebodohan. Membabi buta adalah sebagian dari ketololan. Berani itulah sifat-sifat orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.
0 komentar:
Posting Komentar